Halaman

Rabu, 17 April 2013

aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari



Kata Pengantar
                 Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul “Aplikasi Tauhid Dalam Kehidupan”. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. karena beliaulah yang membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jalan yang terang benderang yaitu Addinul Islam.
                 Penulis yakin bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Salahuddin selaku dosen pembimbing mata kuliah Aqidah Akhlak yang telah membimbing kami dan teman-teman kami dalam proses penulisan makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung.
                 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
                 Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya, baik untuk guru sebagai bahan mengajar mahasiswa serta sebagai bahan pengetahuan.
                 Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan makalah ini.

Makassar,6 april 2013
                                                                                                           

                                                                                                                        Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Allah menurunkan islam dengan sempurna, kesempurnaanya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, bahkan seluruh mahlukNya, termasuk bangsa jin sebagai rahmatan lil aalaminSesuatu yang sempurna haruslah tidak mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi pas dan dan tepat, tidak kurang dan tidak lebih Maka Allah berfirman : Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. ( al an’am 115 )
Yang dimaksud dengan صدقا ( benar ) adalah, benar didalam aqidah ( idiologi ketuhanan ) sedangkan عدلا ( adil ) adalah adil didalam syari’at dan penerapan ( aplikasi ) nya
Merupakan syarat kesempurnaan iman apabila aplikasi itu dapat diwujudkan didalam kehidupan sehari-hari, terhadap Allah, Rasulullah, Kitab-kitab Allah, para pemimpin muslim dan terhadap orang-orang yang beriman. Bahkan terhadap yang bukan islam dan tidak beriman kepada Allah sekalipun tetap harus mengedepankan Ahlaqul karimah. Oleh karena itulah yang melatarbelakangi kami sehingga menulis makalah yang berjudul “Aplikasi Tauhid Dalam Kehidupan” ini.
B. Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan tauhid serta pembagiannya ?
2.      Apa aplikasi tauhid dalam kehidupan ?
C. Tujuan
            Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian tauhid serta pembagiannya
2.      Untuk mengetahui aplikasi tauhid dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Tauhid (Arab :توحيد) dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-nabi Nya. Pensyariatan Tauhid :

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُون
“Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku”
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21).

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت
“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An - Nahl 16 : 36).
Adapun pengertian tauhid menurut para ulama ternama:
1.      DR. Abdul Aziz, tauhid adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta
2.      Prof. Dr. M. Yusuf Musa, tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan-perbuatan-Nya
3.      Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang dan cela dari-Nya
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifat-Nya. Namun, tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu, menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW.

B. Pembagian Tauhid
1.     Tauhid Rububiyah
            Secara etimologis kata rabb sebenarnya mempunyai banyak arti,antara lain menumbuhkan,mengembangkan,mendidik,memelihara,memperbaiki,menanggung,mengumpulkan,mempersiapkan,memimpin,mengepalai dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah dapat dijelaskan bahwa kata rububiyah berasal dari akar kata rabb,yaitu zat yang menghidupkan dan mematikan.
            Makna rububiyah mewujud dalam fenomena penciptaan,pemberian rezeki,juga pengelolaan dan penguasaan alam semesta. Allah telah memberikan rezeki kepada semua makhluk-Nya. Fenomena pemberian rezeki sesungguhnya telah cukup memberikan bukti yang nyata dan meyakinkan bagi manusia bahwa hanya Allah satu-satunya sang pemberi rezeki.
                        Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan,pemberian rezeki,penguasaan atas makhluk-Nya. Kenyataaan alam secara keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah.
2.     Tauid Mulkiyah
            Secara behasa kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk yang denganya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah itu sebagai satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini,dengan hak penuh penetapan peraturan kehidupan. Tidak ada sekutu atas kekuasaan Allah di alam semesta ini.
            Melalui sifat mulkiyah-Nya,Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Sebagai pemilik segala yang ada,Allah ada raja atau penguasa. Raja menjadi berfungsi sebagai penguasa manakala ia adalah pemimpin yang harus dipatuhi. Allah menjelaskan sifat-Nya sebagai pemimpim (Al-Waliyy) absolut alam semesta.
            Allah menggambarkan diri-Nya sebagai Waliyy,yaitu sebagai pemimpin,pelindung,dan penolong orang-orang yang beriman. Hanya orang-orang yang berhak atas kekuasaan-Nya saja semestinya memegang kendali kepemimpinan atas dunia ini. Karena itu hak penetapan hukum,peraturan hidup,dan ketetapan adalah di tangan Sang Pencipta alam.
            Keberadaan keyakinan mulkiyah ini membedakan antara pribadi muslim dan bukan muslim. Orang-orang kafir menolak kepemimpinan Allah dan menolak hukum Allah. Kehidupan mereka hanyalah berorientasi kehidupan dunia belaka. Pemimpin mereka adalah thagut. Sebagai konsekuensi kepemimpinan thagut,dalam bertakhim mereka mengikuti syariat thagut dengan meninggalkan syariat Allah.
            Dengan demikian,tauhid mulkiyah menegaskan bahwa loyalitas,afiliasi,kerelaan,pembelaan,dukungan dan pengorbanan tidak boleh diberikan,kecuali pimpinan atau undang-undang yang bersumberkan dari syariat Allah atau undang-undang yang sejalan dengan syariat Allah. Karena dengan penegakan syariat Allah di muka bumi maka akan menjamin kemaslahatan dan kemakmuran kehidupan di muka bumi.
3.      Tauhid Uluhiyah
Sesungguhnya tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang paripurna hanya kepada Allah. Seorang muslim yang bertauhid uluhiyah dengan benar akan mengorientasikan segenap kehidupannya hanya kepada Allah semata.
           Uluhiyah atau ilahiyah berasal dari kata illah. Dalam bahasa arab kata illah memiliki akar kata a-la-ha yang memiliki arti tentram,tenang,lindungan,cinta,dan sembah. Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah.
           Makna tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang memiliki dan menguasai langit,bumi dan seisinya,satu-satunya yang wajib ditaati dan yang menentukan segala aturan serta melindungi. Dialah yang menjadi tumpuan harapan di dunia dan di akhirat.
           Ibnu Rajab berkata,illah adalah yang wajib ditaati dan tindak didurhakai,merasa takut karena mengagungkan. Cinta takut dan penuh harapan,berserah diri,memohon hanya kepada-Nya. Siapa menyakutukan-Nya dengan suatu makhluk dalam perkara ini akan merusak keikhlasan seseorang dalam berikrar laa ilaaha illallaah.”
           Illah bagi manusia bisa bermacam-macam bentuknya. Oleh karena-Nya,konsekuensi pernyataan laa ilaaha illallaah sangat berat karena harus meninggalkna seluruh illah selain dari Allah swt. Dan hanya Allah satu-satunya illah yang wajib disembah.
           Tauhid uluhiyah mengandung knsenkuensi-konsenkuensi tertentu bagi orang-orang yang beriman. Orang kafir menolak keyakinan ini karena mereka tidak mau menerima konsekuensi logis dari keyakinan tersebut. Keyakian uluhiyah menuntut kita totalitas mengabdi kepada Allah swt.dengan segenap aktivitas kita. Ibadah harus kita lakukan dengan khusyuk hanya mengharap ridha kepada Allah swt. Kita memakan rezeki hanya mengharap keberkahan dari-Nya
4.      Tauhid rahmaniyah
           Secara bahasa rajmaniyah berasal dari kata rahman yang memiliki arti kasih sayang,yaitu nilai yang paling mendasar sekaligus merupakan kebutuhan yang paling asasi bagi manusia dalam kehidupnnya. Rahman dalam perwujudannya yang lebih suci dan lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditonjolkan kepada Allah swt.dalam memperkenalkan diri-Nya sebagaimana kita menemukannya pada awal tiap surah yang kita baca dalam Al-quran yang intinya bahwa kasih sayang (rahman) Allah sangatlah luas meliputi alam semesta.
           Pada prinsipnya tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntunan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh a;am semesta. Sikap ini selaras dengan misi rahmatan lil’aalamiin yang diemban Rasulullah saw,yaitu untuk memberikan kasih sayang kepada seluruh makhluk yang ada di alam semesta.
           Tauhid rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan peragaulan kehidupan kita.
C. Aplikasi Tauhid dalam Kehidupan
            Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan  kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah & amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid
   Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakal dan bersabar dalam menghadapi musibah.














BAB III
PENUTUP
              A. Kesimpulan
1.      Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.
2.      Pembagian Tauhid
ü  Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan,pemberian rezeki,penguasaan atas makhluk-Nya.
ü  Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah itu sebagai satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini,dengan hak penuh penetapan peraturan kehidupan.
ü  Tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang paripurna hanya kepada Allah.
ü  Tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntunan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh a;am semesta.
3.      Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya
B. Saran
            Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca :
ü  Memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tauhid
ü  Lebih mendekatkan diri kepada Allah




DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rohman,Roli dan M.Khamzah.2009.Menjaga Aqidah dan Akhlak.Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri







Tidak ada komentar:

Posting Komentar