Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyusun makalah dengan judul “Aplikasi Tauhid Dalam Kehidupan”. Tak lupa
sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. karena
beliaulah yang membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jalan yang terang
benderang yaitu Addinul Islam.
Penulis
yakin bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari
semua pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Salahuddin
selaku dosen pembimbing mata kuliah Aqidah Akhlak yang telah membimbing kami
dan teman-teman kami dalam proses penulisan makalah ini, serta semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan kemampuan maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah
ini.
Penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan
penulis khususnya, baik untuk guru sebagai bahan mengajar mahasiswa serta
sebagai bahan pengetahuan.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam kata-kata
maupun penulisan makalah ini.
Makassar,6
april 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Allah menurunkan islam dengan sempurna, kesempurnaanya
dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, bahkan seluruh mahlukNya, termasuk
bangsa jin sebagai rahmatan lil aalamin।Sesuatu yang sempurna haruslah tidak
mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi pas dan dan tepat, tidak kurang dan
tidak lebih। Maka Allah berfirman : Telah sempurnalah kalimat
Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil। tidak ada yang
dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha Mendenyar lagi
Maha Mengetahui. ( al an’am 115 )
Yang dimaksud dengan صدقا (
benar ) adalah, benar didalam aqidah ( idiologi ketuhanan )
sedangkan عدلا
( adil ) adalah adil
didalam syari’at dan penerapan ( aplikasi ) nya।
Merupakan syarat kesempurnaan iman apabila aplikasi itu
dapat diwujudkan didalam kehidupan sehari-hari, terhadap Allah, Rasulullah,
Kitab-kitab Allah, para pemimpin muslim dan terhadap orang-orang yang beriman. Bahkan terhadap yang bukan islam dan
tidak beriman kepada Allah sekalipun tetap harus mengedepankan Ahlaqul karimah. Oleh karena itulah yang melatarbelakangi kami sehingga menulis makalah
yang berjudul “Aplikasi Tauhid Dalam Kehidupan” ini.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan tauhid serta
pembagiannya ?
2.
Apa aplikasi tauhid dalam kehidupan ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian tauhid
serta pembagiannya
2.
Untuk mengetahui aplikasi tauhid dalam
kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Tauhid
Dari segi
bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Tauhid
(Arab :توحيد) dilihat
dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti
mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT
itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Tauhid diambil kata : Wahhada
Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata
wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam
Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat
La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam
perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-nabi Nya. Pensyariatan
Tauhid :
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُون
“Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada Ku”
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21).
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21).
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت
“Dan sungguh
telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah
Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An - Nahl 16 : 36).
Adapun
pengertian tauhid menurut para ulama ternama:
1.
DR. Abdul Aziz, tauhid adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya
pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta
2.
Prof. Dr. M. Yusuf Musa, tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha
Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau
perbuatan-perbuatan-Nya
3.
Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari
semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah
kepada-Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan
nama-nama-Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha
Sempurna, dan menafikan sifat kurang dan cela dari-Nya
Tauhid
bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah,
bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud
(keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal
Asma’ dan sifat-Nya. Namun, tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah.
Maksudnya yaitu, menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan
konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,
dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Untuk
inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul
adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian di atas, mulai dari Rasul
pertama sampai Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW.
B. Pembagian
Tauhid
1.
Tauhid Rububiyah
Secara
etimologis kata rabb sebenarnya mempunyai banyak arti,antara lain
menumbuhkan,mengembangkan,mendidik,memelihara,memperbaiki,menanggung,mengumpulkan,mempersiapkan,memimpin,mengepalai
dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah dapat
dijelaskan bahwa kata rububiyah berasal dari akar kata rabb,yaitu zat yang
menghidupkan dan mematikan.
Makna rububiyah mewujud dalam
fenomena penciptaan,pemberian rezeki,juga pengelolaan dan penguasaan alam
semesta. Allah telah memberikan rezeki kepada semua makhluk-Nya. Fenomena
pemberian rezeki sesungguhnya telah cukup memberikan bukti yang nyata dan
meyakinkan bagi manusia bahwa hanya Allah satu-satunya sang pemberi rezeki.
Tauhid
rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam
penciptaan,pemberian rezeki,penguasaan atas makhluk-Nya. Kenyataaan alam secara
keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah.
2.
Tauid Mulkiyah
Secara
behasa kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk yang denganya terbentuk pula
kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah
itu sebagai satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini,dengan hak penuh
penetapan peraturan kehidupan. Tidak ada sekutu atas kekuasaan Allah di alam
semesta ini.
Melalui
sifat mulkiyah-Nya,Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Sebagai
pemilik segala yang ada,Allah ada raja atau penguasa. Raja menjadi berfungsi
sebagai penguasa manakala ia adalah pemimpin yang harus dipatuhi. Allah
menjelaskan sifat-Nya sebagai pemimpim (Al-Waliyy) absolut alam semesta.
Allah
menggambarkan diri-Nya sebagai Waliyy,yaitu sebagai pemimpin,pelindung,dan
penolong orang-orang yang beriman. Hanya orang-orang yang berhak atas
kekuasaan-Nya saja semestinya memegang kendali kepemimpinan atas dunia ini.
Karena itu hak penetapan hukum,peraturan hidup,dan ketetapan adalah di tangan
Sang Pencipta alam.
Keberadaan
keyakinan mulkiyah ini membedakan antara pribadi muslim dan bukan muslim.
Orang-orang kafir menolak kepemimpinan Allah dan menolak hukum Allah. Kehidupan
mereka hanyalah berorientasi kehidupan dunia belaka. Pemimpin mereka adalah
thagut. Sebagai konsekuensi kepemimpinan thagut,dalam bertakhim mereka
mengikuti syariat thagut dengan meninggalkan syariat Allah.
Dengan demikian,tauhid mulkiyah
menegaskan bahwa loyalitas,afiliasi,kerelaan,pembelaan,dukungan dan pengorbanan
tidak boleh diberikan,kecuali pimpinan atau undang-undang yang bersumberkan
dari syariat Allah atau undang-undang yang sejalan dengan syariat Allah. Karena
dengan penegakan syariat Allah di muka bumi maka akan menjamin kemaslahatan dan
kemakmuran kehidupan di muka bumi.
3.
Tauhid Uluhiyah
Sesungguhnya
tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan
yang paripurna hanya kepada Allah. Seorang muslim yang bertauhid uluhiyah
dengan benar akan mengorientasikan segenap kehidupannya hanya kepada Allah
semata.
Uluhiyah
atau ilahiyah berasal dari kata illah. Dalam bahasa arab kata illah memiliki
akar kata a-la-ha yang memiliki arti tentram,tenang,lindungan,cinta,dan sembah.
Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah.
Makna
tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat
yang memiliki dan menguasai langit,bumi dan seisinya,satu-satunya yang wajib
ditaati dan yang menentukan segala aturan serta melindungi. Dialah yang menjadi
tumpuan harapan di dunia dan di akhirat.
Ibnu
Rajab berkata,illah adalah yang wajib ditaati dan tindak didurhakai,merasa
takut karena mengagungkan. Cinta takut dan penuh harapan,berserah diri,memohon
hanya kepada-Nya. Siapa menyakutukan-Nya dengan suatu makhluk dalam perkara ini
akan merusak keikhlasan seseorang dalam berikrar laa ilaaha illallaah.”
Illah
bagi manusia bisa bermacam-macam bentuknya. Oleh karena-Nya,konsekuensi
pernyataan laa ilaaha illallaah sangat berat karena harus meninggalkna seluruh
illah selain dari Allah swt. Dan hanya Allah satu-satunya illah yang wajib
disembah.
Tauhid
uluhiyah mengandung knsenkuensi-konsenkuensi tertentu bagi orang-orang yang
beriman. Orang kafir menolak keyakinan ini karena mereka tidak mau menerima
konsekuensi logis dari keyakinan tersebut. Keyakian uluhiyah menuntut kita
totalitas mengabdi kepada Allah swt.dengan segenap aktivitas kita. Ibadah harus
kita lakukan dengan khusyuk hanya mengharap ridha kepada Allah swt. Kita
memakan rezeki hanya mengharap keberkahan dari-Nya
4.
Tauhid rahmaniyah
Secara
bahasa rajmaniyah berasal dari kata rahman yang memiliki arti kasih
sayang,yaitu nilai yang paling mendasar sekaligus merupakan kebutuhan yang
paling asasi bagi manusia dalam kehidupnnya. Rahman dalam perwujudannya yang
lebih suci dan lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditonjolkan kepada Allah
swt.dalam memperkenalkan diri-Nya sebagaimana kita menemukannya pada awal tiap
surah yang kita baca dalam Al-quran yang intinya bahwa kasih sayang (rahman)
Allah sangatlah luas meliputi alam semesta.
Pada
prinsipnya tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang
memiliki tuntunan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh
a;am semesta. Sikap ini selaras dengan misi rahmatan lil’aalamiin yang diemban
Rasulullah saw,yaitu untuk memberikan kasih sayang kepada seluruh makhluk yang
ada di alam semesta.
Tauhid
rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata
hubungan dan peragaulan kehidupan kita.
C. Aplikasi Tauhid dalam Kehidupan
Pengucapan
kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai
konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan
Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di
antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan
maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah
berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.”
Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain
Allah SWT dan menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak
kepada selain-Nya.
Aplikasi
secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah
keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa
dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan
tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas
akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan
ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati
ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk
mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu
ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan
kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah &
amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid
Contoh
penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati
perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar,
berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan
hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakal dan
bersabar dalam menghadapi musibah.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Tauhid dari segi bahasa
‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari segi syari’ tauhid
ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan
melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was
Sifat’.
2. Pembagian
Tauhid
ü Tauhid
rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam
penciptaan,pemberian rezeki,penguasaan atas makhluk-Nya.
ü Tauhid mulkiyah
berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah itu sebagai satu-satunya zat
yang menguasai alam semesta ini,dengan hak penuh penetapan peraturan kehidupan.
ü Tauhid uluhiyah
merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang paripurna
hanya kepada Allah.
ü Tauhid rahmaniyah merupakan
perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntunan untuk memberikan dan
menebarkan kasih sayang pada seluruh a;am semesta.
3. Aplikasi secara sederhana dari
kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang
patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam
penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun
yang sepadan dengan-Nya
B. Saran
Dengan
penulisan makalah ini diharapkan pembaca :
ü
Memperoleh pengetahuan yang lebih
luas tentang tauhid
ü
Lebih mendekatkan diri kepada Allah
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Rohman,Roli dan
M.Khamzah.2009.Menjaga Aqidah dan Akhlak.Solo:Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar